Selasa, 21 Maret 2017

Perbandingan PSAK dengan IAS/IFRS

AKUNTANSI INTERNASIONAL (SOFTSKILL)
PERBANDINGAN PSAK 9, 10, 11, 12 DENGAN IAS/IFRS


DISUSUN OLEH :
AMELIA DWI RATNASARI (20213782)
FRANS
RIMA NURUL OKTAVIANI (27213711)


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017

Jumat, 20 Mei 2016

Structure and Written Expression


Sentence With Inverted Subjects And Verbs
Subjects and verbs are invited in a variety of situations in English. Inverted subjects and verbs occur most often in the formation of a question. To form a question with a helping verb (be, have, can, could, will, would, etc), the subject and helping verb are inverted.
            He can go to the movie
            Can he go to the movies ?
           
            You would tell me the truth.
            Would you tell me the truth ?

            She was sick yesterday.
            Was she sick yesterday ?

Toform a question when there is no helping verb in the sentence, the helping verb do is used.
            He goes to the movies.
            Does he go to the movies?

            You told me the truth.
            Did you tell me the truth?

There are many other situations in English when subjects and verbs, you will be able to handle the other situations the most common problem with inverted subject and verbs on the TOEFL test occur in the following situations : (1) with question word such as what, when, where, why and how; (2) after some place expressions; (3) after negative expressions; (4) in some conditionals; and (5) after some comparisons.

SKILL 13 INVERT THE SUBJECT AND VERB WITH THE QUESTION WORD
There is some confusion about when to invert the subject and verb after question words such as what, when, where, why, and how. These words can have two verydifferent functions in a stences. First, they can introduce a questions, and in this case the subject and verb that follow are inverted.
            What is the homework?
When can I leave?
            Where are you going?
Also, these words can join together two clauses, and in this case the subject and verb that follow are not inverted.

            I do not know what the homework is.
            When I can leave, I will take the first train.
            Do you know where you are going?

In each of these examples there are two clauses joined by a question word. Notice that the subjects and verbs that follow the question words what, when, and where are not inverted in this case.

SKILL 14 INVERT THE SUBJECT AND VERB WITH PLACE EXPRESSIONS
After ideas expressing place, the subject and the verb sometimes invert in English. This can happen with single words expressing place, such as here, there, or nowhere.
            Here is the book that you lent me.
            There are the keys that I thought I
            Nowhere have I seen such beautiful weather.
In the first example. The place word here causes the subject book to come after the verb is. In the second example the place word there causes the subject keys to come after the verb are. In the last example the place word nowhere causes the subject I to come after the verb have.
The subject and verb can also be inverted after prepositional phrases expressing place.

            In the closet are the clothes that you want.
            Around the corner is Sam’s house.
            Beyond the mountains lies the town where you will live.

Example :
   1.      The town council is not sure why have the land developers changed their palins.
   2.      Never in the world I believed that this would happen.
   3.      The day might have been a little more enjoyable hand the sun been out a little more.
   4.      Only once did the judge take the defense lawyer’s suggetions.
   5.      Down the hall to the left the offices are that need to be painted.
   6.      Did the scientist explain what he put in the beaker?
   7.      Hardly ever it snows in this section of the country.
   8.      Elijah scored more points in yesterday’s basketball final than had any other player in history.
   9.      In the state of California, earthquakes occur regularly.
  10.  He should ever call again, please tell him that I am not at home. 

TOEFL EXERCISE choose letter of the word or group of words that best completes the sentence.
   1.      Rarely__ located near city lights or at lower elevations.
a.      Observatories are
b.      Are
c.       In the observatories
d.      Are observatories
   2.      There are geographic, economic and cultural reasons why__around the world.
a.      Diets differ
b.      Do diet differ
c.       Are diets different
d.      To differ a diet
   3.      Were__millions of dollars each year replenishing eroding beaches, the coastline would be changing even more rapidly.
a.      The U.S. Army Corps of Engineers not spending
b.      The U.S.  Army Corps of Engineers not spend
c.       The U.S. Army Corps of Engineers does not spend
d.      Not spending the U.S. Army Corps of  Engineers
   4.      Nowhere__more skewend than in  the auto industry.
a.       the retail trade figures
b.      Retail trade figures
c.       Are retail trade figures
d.      D. retail trade figures
   5.      New York City’s Central Park is nearly twice as large__second smallest country, Monaco.
a.      As
b.      Is the
c.       As is
d.      As is the
   6.      Potassium has a valence of positive one beacause it usually loses one electron when__with other elements.
a.      Does it combine
b.      It combines
c.       In combining
d.      Combination
   7.      The economic background of labor legislation will not bementioned in this course__be treated.
a.      Trade unionisw will not
b.      Nor trade unionism will
c.       Nor will trade unionism
d.      Neither trade unionism will
   8.      __test positive for antibiotics when tanker trucks arrive at a milk processing plant, according to federal law, the entire truckload must be discarded
a.      Should milk
b.      If milk
c.       If milk is
d.      Milk should
   9.      Located behind__ the two lacrimal glands.
a.      Each eyelid
b.      Is each eyelid
c.       Each eyelid are
d.      Each eyelid which is
   10.  Only for a short period of time__run at top speed
a.      Cheetahs
b.      Do cheetahs
c.       That a cheetah can
d.      Can


Minggu, 03 Januari 2016

Unsur-unsur Kerangka Laporan


Nama : Rima Nurul Oktaviani
Kelas : 3EB26
NPM : 27213711
Dalam menulis laporan ilmiah, kita dianjurkan untuk mengetahui unsur-unsur kerangka laporan ilmiah yang terdiri dari halaman judul dan unsur lainnya. Selain unsur laporan, manfaat penyusunan laporan juga sebaiknyak kita ketahui
Unsur-unsur Kerangka Laporan Ilmiah
Kerangka Laporan Ilmiah umumnya terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Halaman Judul
Biasanya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas bawah sebagai berikut:
Judul laporan terdiri dari subjek Laporan selalu didahului dengan ‘Laporan Tentang’,’Laporan Kemajuan tentang’,’Laporann Tahunan tentang’, ‘Penelitian tentang’ dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku
Contoh judul laporan:
Laporan tentang
SURVAI USAHA KECIL MENENGAH
DALAM GO ONLINE
di daerah
BEKASI JAWA BARAT
2. Nama dan identitas penerima laporan 
Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. contoh:
Diserahkan kepada
Prof.Dr. Muhamad Rayhan Dillah, CEO
Digital Marketing Agency
3. Nama dan identitas penulis
Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar. Contoh:
Oleh
Saepul Bahri
Web Programmer
dan
Hendra Suherman
Chief Technology Office
4. Tempat dan tanggal
Dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah. Contoh:
Mataram, N.T.B
20 Maret 1999

Manfaat Penyusunan Laporan
       1.     Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
       2.     Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
       3.     Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
       4.     Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
       5.     Memperoleh kepuasan intelektual;
       6.     Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
       7.     Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

 

 


Daftar Pustaka


Unsur-unsur Penanda yang Membangun Sebuah Makalah



Nama : Rima Nurul Oktaviani
Kelas : 3EB26
NPM : 27213711                                                                                               

1.      Ragam Bahasa
a.    Perbedaan penutur 
Tiap-tiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa antarindividu disebut idiolek sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi berbahasa yang disebut dialek.
b.    Perbedaan media 
Perbedaan media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang digunakan, sehingga bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan.
c.     Perbedaan situasi 
Situasi pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa yang digunakan, sehingga ragam bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.
d.    Perbedaan bidang 
Ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra.

2.      Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang di standarisasikan dan mempunyai makna.

3.      Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan/ makna/ efek sesuai dengan harapan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, pembaca dapat lebih mudah memahami dan peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu :
a.       Fonem
b.      Silabel
c.       Konjungsi
d.      Hubungan
e.       kata benda
f.       kata kerja
g.       infleksi
h.      uterans
4.      Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.

5.      Alinea dan Pengembangannya
Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Pengembangan alinea itu sendiri berkaitan dengan: (1) posisi kalimat topik, (2) fungsi alinea, (3) sifat informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif, atau ekspositoris).

6.      Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang bagus, seorang penulis harus terlebih dahulu merencanakannya dengan matang dalam hal: (1) pemilihan topik, (2) pembatasan topik, (3) pemilihan judul, (4) menentukan tujuan penulisan, (5) menentukan kerangka karangan, (6) langkah-langkah penulisan ilmiah.

7.      Kerangka karangan
adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

8.      Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu dapat diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah.
Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.

9.      Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk me¬mahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide per¬masalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.

Daftar Pustaka

http://momolagideh.blogspot.co.id/2013/09/9-unsur-untuk-membuat-suatu-tulisan.html

Rabu, 11 November 2015

Aspek penaran dan Konsep Laporan Ilmiah

Nama : Rima Nurul Oktaviani
Kelas : 3EB26
NPM : 27213711
Tugas Softskill Bulan Kedua :
1.     Aspek Penalaran Dalam Karangan Ilmiah
2.     Konsep Menulis Laporan Ilmiah

    A.   Aspek Penalaran Dalam Karangan Ilmiah
Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:
1.     Aspek Keterkaitan
Yaitu hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan  dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2.     Aspek Urutan
Yaitu pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.

3.     Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4.      Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5.      Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.

Penalaran Induktif dan Deduktif
1.      Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan khusus (premis) untuk menghasilkan kesimpulan yang umum. Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut:

a)      Generalisasi
Generalisasi merupakan proses penalaran yang betumpu pada beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk menghasilkan kesimpulan umum.
Contoh:
Jika dipanaskan, kawat memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jadi, jika dipanaskan, benda logam memuai.

b)     Analogi
Analogi merupakan proses penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama atau yang memiliki kemiripan dalam hal-hal tertentu. Apa yang berlaku pada hal yang satu akan berlaku juga pada hal yang lain karena dua hal tersebut memiliki kemiripan.
Misalnya seorang pernah membeli jeruk. Waktu itu, dia harus memilih dengan saksama untuk mendapatkan jeruk yang manis, bahkan harus mencicipinya pula. Akhirnya memang mendapatkan jeruk yang manis dan dicermatilah karakter jeruk itu dari segi fisiknya. Kulit jeruk agak kekuningan, teraba agak tipis dan sedikit lembek. Pada saat yang lain dia membeli jeruk lagi. Kali ini tidak harus memilih jeruk dengan susah payah. Dia dapat menetapkan jeruk di hadapannya itu manis atau masam hanya dengan menggunakan rujukan karakter jeruk yang pernah dibelinya. Cara demikian berbentuk analogi.

c)      Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah bentuk penalaran dengan cara mengaitkan gejala-gejala yang saling berhubungan dalam hukum kausalitas. Penalaran dalam bentuk hubungan kausal ini dapat bertolak dari sebab ke akibat atau dari akibat ke sebab.
Misalnya, bila kita bakar kayu tentu akan muncul asap (sebab-akibat). Bila dari kejauhan kita tahu ada asap membumbung ke angkasa, maka kita bisa menyimpulkan bahwa di bawahnya terdapat api (akibat-sebab)




2.      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir di mana orang memulai dari pernyataan yang umum menuju pernyataan yang khusus (spesifik) dengan menggunakan aturan-aturan logika yang dapat diterima. Penalaran ini merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengorganisir fakta-fakta yang telah diketahui guna membuat suatu kesimpulan. Proses ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang berisi premis mayor, premis minor dan kesimpulan.
Contoh:
Semua manusia pasti mati (premis mayor)
Scorates adalah seorang manusia (premis minor)
Scorates pasti mati (kesimpulan)

Penarikan kesimpulan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Dikatakan penarikan kesimpulan secara langsung bila ditarik dari satu premis, sedangkan bila ditarik dari dua premis disebut secara tidak langsung.
a.       Menarik Kesimpulan secara Langsung
1.      Konversi
Konversi merupakan penarikan kesimpulan secara langsung dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
-          Subjek premis menjadi predikat kesimpulan.
-          Predikat premis menjadi subjek kesimpulan.
-          Kualitas premis sama dengan kualitas kesimpulan.
-          Term yang tidak tersebar dalam premis juga tidak tersebar dalam kesimpulan.

2.      Oversi
Oversi merupakan cara penarikan kesimpulan secara langsung dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
-          Subjek premis sama dengan subjek kesimpulan.
-          Predikat kesimpulan kontradiktori dengan predikat premis.
-          Kualitas kesimpulan kebalikan dari kualitas premis.
-          Kuantitas kesimpulan sama dengan kuantitas premis.

3.      Kontraporsisi
Kontraporsisi merupakan jenis pengambilan kesimpulan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
-          Subjek kesimpulan adalah kontradiktori predikat premis.
-          Predikat kesimpulan adalah subjek premis.
-          Kualitas kesimpulan tidak sama dengan kualitas premis.
-          Tidak ada term yang tersebar.

b.      Menarik Kesimpulan secara Tidak Langsung
1.      Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial terdiri atas dua proposisi sebagai premis dan satu proposisi sebagai kesimpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor, sedangkan yang bersifat khusus disebut premis minor. Adapun dalam kesimpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek kesimpulan disebut term minor, sedangkan predikat kesimpulan disebut term mayor.
Contoh:
Semua binatang berjenis jantan dan betina (premis mayor)
Sapi adalah binatang (premis minor)
Jadi, sapi berjenis jantan dan betina (kesimpulan)

2.      Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis merupakan bentuk silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Pada silogisme hipotesis ini, bila premis mayornya membenarkan anteseden, maka kesimpulannya akan membenarkan konsekuen. Bila premis minornya menolak anteseden, maka kesimpulannya akan menolak konsekuen.
Contoh:
Jika kertas dibakar, kertas akan hangus.
Kertas dibakar.
Jadi, kertas hangus.
Jika kertas dibakar, kertas akan hangus.
Kertas tidak dibakar.
Jadi, kertas tidak akan hangus.

3.      Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif ditandai dengan premis mayor alternatif. Jika premis minornya membenarkan salah satu alternatif, kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Dia seorang guru atau pengusaha.
Dia seorang guru.
Jadi, dia bukan seorang pengusaha.
Dia seorang guru atau pengusaha.
Dia bukan seorang guru.
Jadi, dia seorang pengusaha.

4.      Entimen
Biasanya, silogisme jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, dalam penarikan kesimpulan tidak mengeksplisitkan premis mayor. Hal ini dikarenakan oleh telah diketahuinya sifat dalam premis mayor tersebut. Dengan demikian, yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh:
Semua peserta upacara ikut berbaris.
Raehani adalah peserta upacara.
Jadi, Raehani ikut berbaris.
      Dalam berkomunikasi sehari-hari, contoh silogisme di atas lebih banyak diungkapkan dalam entimen demikian: “Raehani ikut berbaris karena peserta upacara.” atau “Karena sebagai peserta upacara, Raehani ikut berbaris.”


B.   Konsep Menulis Laporan Ilmiah
1.      Pengertian Laporan Ilmiah
Laporan adalah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu

2.      Jenis-jenis Laporan Ilmiah 
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :

a)      Laporan Lengkap (Monograf):
-          Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
-      Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
-          Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
-    Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
-        Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b)      Artikel Ilmiah
-         Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
-    Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
-    Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c)      Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).


3.      Ciri - Ciri Laporan yang baik
Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:
-          Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku). 
-          Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
-          Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
-          Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
-          Adanya kesimpulan dan saran
-          Laporan dibuat menarik dan juga interaktif

4.      Syarat Laporan Ilmiah
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
-          Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
-          Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
-         Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
-      Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
-       Tulisan disusun dengan metode tertentu
-       Tulisan disusun menurut sistem tertentu
-      Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

5.      Sistematika Laporan Ilmiah
Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas :

Bagian Awal
1)      Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah :
2)       Halaman sampul
3)       Halaman judul
4)       Abstrak
5)      Kata Pengantar
6)      Daftar Isi
7)      Daftar Gambar
8)      Daftar Lampiran

Bagian Inti

BAB I PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang Masalah
b.      Identifikasi Masalah
c.       Pembatasan Masalah
d.      Perumusan Masalah
e.       Kegunaan Penelitian
f.       Definisi Operasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA
a.  Kajian pustaka setiap variabel
b.  Hipotesis (jika ada)

BAB III METODE PENELITIAN
a.  Rancangan Penelitian
b.  Tempat dan Waktu Penelitian
c.   Populasi dan Sampel Penelitian
d.  Metode Penelitian
e.  Instrumen Penelitian
f.   Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a.  Deskripsi Hasil Penelitian
b.  Uji Prsayarat Analisis
c.   Pengujian Hipotesis
d.  Pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN
a.  Kesimpulan
b.   Implikasi
c.   Saran

Bagian Akhir
1)      Daftar Pustaka
2)      Lampiran
3)      Riwayat Hidup Penulis


Daftar Pustaka

Konsep Laporan ilmiah