Nama : Rima Nurul
Oktaviani
Kelas : 3EB26
NPM : 27213711
Tugas Softskill Bulan Kedua :
1. Karangan
Ilmiah dan Non Ilmiah
2. Metode
Ilmiah
A.
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
1.
Pengertian
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa
disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Tujuan dari
pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
a. Memberi penjelasan
b. Memberi komentar atau penilaian
c. Memberi saran
d. Menyampaikan sanggahan
e. Membuktikan hipotesa
Karangan Ilmiah
atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan
cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan
non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu
sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua
jenis karangan tersebut.
Ciri-ciri dari karya ilmiah,
diantaranya sebagai berikut:
Dalam karya
ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a.
Struktur
Sajian
Struktur sajian
karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan),
bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian
penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak
lanjut gagasan tersebut.
b.
Komponen
dan Substansi
Komponen karya
ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung
pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang
dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c.
Sikap
Penulis
Sikap penulis
dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya
bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan
kata ganti orang pertama atau kedua
d.
Penggunaan
Bahasa
Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Selain
ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
a.
Kejelasan Artinya
semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan
jernih.
b.
Kelogisan :
Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
c.
Kelugasan :
Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
d.
Keobjektifan
: Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
e.
Keseksamaan : Artinya
berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun
kecilnya.
f.
Kesistemat isan
: Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan
kesinambungan.
g.
Ketuntasan :
Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap lengkapnya.
Macam-macam Karya Ilmiah
1) Skripsi
Karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk
melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan
pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta
empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan /
penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut
kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa
penemuan baru.
2) Tesis
Jenis karya tulis dari hasil studi
sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan
pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi.
Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas
dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga
bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang
memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3) Disertasi
Karya tulis ilmiah resmi akhir
seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi
merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
2.
Pengertian
Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan
yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
Ciri-ciri
Karya Non Ilmiah
1) ditulis
berdasarkan fakta pribadi,
2) fakta yang
disimpulkan subyektif,
3) gaya bahasa
konotatif dan populer,
4) tidak memuat
hipotesis,
5) penyajian
dibarengi dengan sejarah,
6) bersifat
imajinatif,
7) situasi
didramatisir,
8) bersifat
persuasif.
9) tanpa
dukungan bukti
Macam-Macam Karya Non Ilmiah
·
Cerpen : Suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur
cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas.
·
Dongeng : Suatu kisah
yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur
perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup.
·
Novel : Bentuk
sastra yang paling popular di dunia. Yang merupakan karya sastra yang mempunyai
unsure intrinsik dan ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan.
·
Drama : Suatu aksi
atau perbuatan. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk
diperankan oleh actor.
3.
Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah
dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam
dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli
bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya
penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya
ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat
dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
3. Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
4. Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan, yang
tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
5. Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya
nonilmiah bersifat, antara lain :
a) Emotif
: merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi
b) Persuasif
: merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
c) Deskriptif
: merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
d) Jika
kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
4.
Pengertian Karangan Semi
Ilmiah/populer
Karangan semi Ilmiah
adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut
metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal
tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena
sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut
ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Sifat Karangan Semi
Ilmiah
1. Ditulis berdasarkan
fakta pribadi
2. Fakta yang
disimpulkan subjektif
3. Gaya bahasa formal,
sederhana, dan popular
4. Tidak memuat
hipotesis
5. Penyajian fakta
dibarengi dengan sejarah
6. Bersifat imajinatif
7. Situasi
didramatisir, dan
8. Bersifat persuatif
Bentuk Karangan Semi
Ilmiah
·
Artikel
·
Editorial
·
Opini
·
Feuture
·
Reportase
Ciri-ciri karangan semi
ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·
Fakta yang disimpulkan subjektif;
·
Gaya bahasa formal dan popular;
·
Mementingkan diri penulis;
·
Melebih-lebihkan sesuatu;
·
Usulan-usulan bersifat argumentative;
dan Bersifat persuasive.
Jenis
karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan
resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan,
dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
B.
Metode Ilmiah
1.
Definisi
Metode Ilmiah
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode
ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (Almadk ,1939).
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Metode
ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)
2.
Tujuan Mempelajari
Metode Ilmiah
1) Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis,
menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang
ada.
2)
Untuk mengorganisasikan fakta
3) Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4) Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan
interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5) Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang
teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan
3.
Sikap Ilmiah
Sikap Ilmiah
adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang
tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap
ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi
ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses
penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Sikap ilmiah ini perlu
dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka
karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.
Metode
Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah. Sikap-sikap ilmiah tersebut
meliputi :
1) Obyektif terhadap fakta.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil
kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
3) Berhati terbuka artinya menerima pandangan
atau gagasan orang lain.
4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
5) Bersikap hati-hati.
6) Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan
(couriosity) yang tinggi.
7) Sikap menghargai karya orang lain.
8) Sikap tekun.
9) Sikap berani mempertahankan
kebenaran.
10) Sikap menjangkau ke depan.\
Didalam melakukan penelitian atau
pengamatan tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen. Eksperimen
sangat menarik, tetapi sekaligus membahayakan. Untuk itu, kita perlu
mempunyai sikap dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat
berjalan dengan baik.
4.
Langkah-Langkah Metode Penulisan Ilmiah :
1)
Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali
dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar
masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi
dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur
relevan.
2)
Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan
dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk
pertanyaan.
3)
Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan
dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi
teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4)
Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji
hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian
yang sesuai.
5)
Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah
menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen
penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara,
atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel
penelitian.
6)
Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian
dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis
data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan
penelitian atau pengujian secara kualitatif.
7)
Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan
dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
Daftar Pustaka
Metode
Ilmiah