Nama : Rima Nurul
Oktaviani
Kelas : 3EB26
NPM
: 27213711
1. Ragam
Bahasa
a. Perbedaan penutur
Tiap-tiap individu mempunyai gaya
tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa antarindividu disebut idiolek
sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi
berbahasa yang disebut dialek.
b. Perbedaan media
Perbedaan media yang digunakan dalam
berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang digunakan, sehingga bahasa lisan
berbeda dengan bahasa tulisan.
c. Perbedaan situasi
Situasi pada saat pembicaraan dilakukan
akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa yang digunakan, sehingga ragam
bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.
d. Perbedaan bidang
Ragam bahasa yang digunakan pada bidang
yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik
berbeda dengan ragam bahasa sastra.
2. Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa
(kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang di standarisasikan dan
mempunyai makna.
3. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dan
selaras dalam penggunaanya sehingga dapat memberikan kesan/ makna/ efek sesuai
dengan harapan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, pembaca dapat lebih mudah
memahami dan peluang untuk mendapatkan tujuan lebih besar.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu :
a.
Fonem
b.
Silabel
c.
Konjungsi
d.
Hubungan
e.
kata benda
f.
kata kerja
g.
infleksi
h.
uterans
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata
atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang
lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya
(?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik
lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat
(P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat
melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
5. Alinea dan Pengembangannya
Alinea atau Paragraf adalah kesatuan
pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat
yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Pengembangan alinea itu sendiri
berkaitan dengan: (1) posisi kalimat topik, (2) fungsi alinea, (3) sifat
informasi yang akan disampaikan (persuatif, argumentatif, naratif, deskriptif,
atau ekspositoris).
6. Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah
yang bagus, seorang penulis harus terlebih dahulu merencanakannya dengan matang
dalam hal: (1) pemilihan topik, (2) pembatasan topik, (3) pemilihan judul, (4)
menentukan tujuan penulisan, (5) menentukan kerangka karangan, (6)
langkah-langkah penulisan ilmiah.
7. Kerangka karangan
adalah rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap
terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka
karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak
kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
8. Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang
diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip.
Gagasan itu dapat diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku,
majalah, internet, dan lain sebagainya.
Catatan kaki adalah daftar keterangan
khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan
ilmiah.
Catatan kaki berfungsi untuk memberikan
keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman
penyususanaan daftar bacaan.
9. Abstrak dan Daftar
Pustaka
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian
yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak
digunakan sebagai “jembatan” untuk me¬mahami uraian yang akan disajikan dalam
suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami
ide-ide per¬masalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran
penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan
secara lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah
dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya
dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam
artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik
satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan
ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil
penelitian.
Daftar Pustaka
http://momolagideh.blogspot.co.id/2013/09/9-unsur-untuk-membuat-suatu-tulisan.html